Site icon

Berbagai Tipe Warehouse

tipe warehouse

Dalam artikel ini, saya akan membahas mengenai berbagai tipe warehouse yang ada saat ini. Sebelumnya, saya pernah menuliskan mengenai tipe warehouse berdasarkan karakteristik penyimpanannya di blog saya yang lain. Saya. akan membahasnya lebih komprehensif tentang tipe warehouse di artikel ini.

Warehouse Tidak Sekedar Menjadi Tempat Untuk Menyimpan

Bowersox pernah menyampaikan bahwa sebuah warehouse itu merupakan “kejahatan dalam logistik“. Maksud dari pernyataan ini adalah warehouse hanya dipandang sebagai bagian yang menambahkan biaya saja[1]Bowersox, Donald J., Closs, David J., Bowersox, John C., Cooper, M, B. (2013). Supply Chain Logistics Management(4th Ed.). McGraw-Hill. Tentu saja pemahaman ini adalah pemahaman awal mula ketika warehouse mulai dibutuhkan. Penjelasan mengenai bagaimana awal mula sebuah warehouse dibutuhkan akan kita bahas di lain kesempatan.

Pemahaman tentang warehouse sebagai salah satu sumber biaya saat ini sudah tidak relevan lagi. Saat ini dengan berbagai kebutuhan, maka strategi penggunaan warehouse menjadi berbeda.

Warehouse Dalam Proses Supply Chain

Sebagai bagian yang ada di dalam proses supply chain, fungsi warehouse mempunyai kedudukan yang penting dalam proses tersebut. Kita dapat melihat warehouse ada di berbagai lini di dalam proses tersebut. Misalnya warehouse bahan baku yang dikelola oleh pemasok, warehouse untuk menyimpan berbagai komponen yang berkaitan dengan proses manufaktur misalnya komponen yang dibutuhkan hingga barang-barang yang akan diproses lebih lanjut. Selain itu, kita juga bisa mendapati warehouse yang berada baik di distributor maupun retailer hingga warehouse untuk barang-barang direct sales serta retur. Kita bisa melihat gambarannya sebagai berikut.

Ilustrasi Warehouse Dalam Proses Supply Chain ( sumber gambar[2]Richard, Gweyne. (2018). Warehouse Management. A Complete Guide to Improving Efficiency and Minimizing Costs in the Modern Warehouse (3rd Edition) )

Pengelolaan warehouse-warehouse tersebut dapat dioperasikan sendiri oleh masing-masing pihak, ataupun dikelola oleh perusahaan penyedia jasa logistik (3PL – Third Party Logistics).

Beberapa Tipe Warehouse

Gweyne membagi beberapa tipe warehouse berdasarkan karakteristik barang yang disimpannya [3]Richard, Gweyne. (2018). Warehouse Management. A Complete Guide to Improving Efficiency and Minimizing Costs in the Modern Warehouse (3rd Edition) . Berikut pembagiannya:

1. Tipe Warehouse Untuk Penyimpanan Bahan Baku (Raw Materials)

Warehouse Bahan Baku (Gambar: famar-srl.it)

Pada tipe warehouse ini digunakan untuk menyimpan bahan baku ataupun berbagai komponen yang dibutuhkan dalam proses manufaktur. Warehouse tipe ini akan berada di lokasi yang dekat dengan manufakturing. Fungsinya adalah agar dapat selalu memasok kebutuhan dalam proses produksi. Berbagai bahan baku yang disimpan misalnya bahan plastik, besi, juga bahan baku untuk produksi pangan. Karena warehouse ini sebagai tempat menyimpan bahan baku, maka strategi yang bisa dilakukan adalah untuk selalu memastikan ketersediaan bahan baku. Untuk tipe warehouse ini dapat berupa sebuah bangunan tertutup, tangki, hoopper juga lahan terbuka.

2. Tipe Warehouse Untuk penyimpanan Barang Yang Memerlukan Proses Lanjutan

Warehouse Yang Memerlukan Proses Lanjutan (gambar: complog.com)

Tipe warehouse ini digunakan untuk menyimpan barang yang memerlukan aktifitas lanjutan dalam proses produksi. Misalnya untuk barang-barang yang memerlukan kustomisasi sebelum barang tersebut dikirimkan kepada pelanggan. Beberapa aktifitas yang dilakukan di dalam warehouse ini antara lain:

Sebagai tambahan, proses pengololaan barang di dalam warehouse tipe ini sering juga disebut dengan istilah toll manufacturing[5]www.sierracoating.com. Pengelola tipe warehouse ini dapat dilakukan oleh pemilik barang sendiri ataupun diserahkan pengelolaannya kepada pihak penyedia jasa logistik.

3. Tipe Warehouse Untuk Menyimpan Barang Jadi

Warehouse Barang Jadi (gambar: askdci.com)

Pada tipe warehouse ini digunakan sebagai tempat penyimpanan barang jadi / produk jadi. Warehouse ini akan menyediakan stok penyangga untuk suatu produk. Misalnya stok untuk didistribusikan ke market, stok untuk persiapan produk baru ataupun persiapan dalam menghadapi session tertentu, misalnya stok menghadapi masa lebaran.

4. Tipe Warehouse Sebagai Pusat Konsolidasi

Ilustrasi Warehouse Sebagai Pusat Konsolidasi (gambar:warehousinglogisticsinternational.com)

Pada tipe ini warehouse yang difungsikan sebagai pusat konsolidasi. Di warehouse ini akan menerima barang dari berbagai tempat yang berbeda, kemudian dilakukan proses penggabungan sebelum dikirimkan ke pelanggan ataupun dilanjutkan ke proses produksi selanjutnya. Tipe warehouse ini misalnya seperti Distribution Center (DC) milik peretail Indomaret [6]indomaret.co.id. Pada distribution center dilakukan konsolidasi stok dari pemasok sebelum dilakukan pengiriman ke toko.

5. Tipe Warehouse Sebagai Pusat Trans-Shipment atau Break-Bulk

Ilustrasi Transit Warehouse (gambar: sapetsgroup.com)

Pada tipe warehouse ini akan menerima produk dalam jumlah yang sangat besar dari pemasok kemudian akan produk tersebut akan dipecah menjadi beberapa bagian untuk pengiriman selanjutnya ke berbagai lokasi. Tipe warehouse ini misalnya warehouse yang berada di area pelabuhan. Barang yang berada dari banyak kontainer, kemudian dikumpulkan dan didistribusikan dengan kendaraan yang memiliki kapasitas lebih kecil[7]https://en.wikipedia.org/wiki/Transshipment.

6. Tipe Warehouse Yang Digunakan Sebagai Pusat Cross-Dock

Warehouse Cross-Dock (gambar: smartgladiator.com)

Tipe warehouse ini akan melakukan proses pemindahan barang secara cepat. Menurut Datex Corporation, ada 4 skenario yang dilakukan pada pusat cross-dock antara lain:

  1. Skenario implementasi cross-dock yang pertama dapat dilakukan jika permintaan terhadap produk stabil. Alih-alih menyimpan stok, jika permintaan terhadap produk stabil dapat dilakukan proses cross-dock saja.
  2. Skenario yang kedua untuk melakukan proses cross-dock adalah jika menangani produk yang sensitif terhadap waktu ataupun mudah rusak. Maka jika kita melakukan proses penyimpanan, maka umur produk tersebut akan semakin berkurang. Dengan melakukan proses cross-dock, maka waktu pengiriman barang akan semakin singkat.
  3. Skenario yang ketiga adalah jika diperlukan pengiriman massal dari berbagai inventori secara cepat dengan jadwal yang selalu berulang.
  4. Skenario yang keempat adalah untuk pesanan barang yang ditunggu oleh pelanggan, seperti misalnya pembelian furniture secara online. Pelanggan biasanya mengharapkan waktu pengiriman yang cepat. Daripada menyimpan barang yang dikirimkan dari distribution center (DC), maka proses cross-dock dapat dilakukan agar dapat mengurangi waktu pengiriman ke pelanggan.

Pada proses cross-dock ini, setiap produk harus sudah siap untuk dilakukan proses pengiriman selanjutnya. Untuk waktu penyimpanan di dalam warehouse, maka harus dilakukan sesingkat mungkin. Target dari proses cross-dock ini adalah melakukan proses penerimaan dan pengiriman barang pada hari yang sama.

Proses cross-dock ini bisa dibilang sangat efisien, namun ada sejumlah hambatan ketika akan mengimplementasikannya. Beberapa hambatannya antara lain seperti dukungan dari Warehouse Management System (WMS), kerjasama dengan pemasok atau pengirim barang, desain warehouse serta permintaan yang tidak pasti. Beberapa produk yang cocok menggunakan proses cross-dock ini misalnya untuk barang-barang yang mudah rusak seperti buah, sayuran, bunga, daging dan ikan.

Studi dari Motorola (2018) mengungkapkan bahwa telah 45 persen perusahaan melakukan proses cross-dock.[8]mmh.com

7. Tipe Warehouse Sebagai Pusat Sortir

Warehouse Sebagai Pusat Sortir (gambar: cornwallhospicecare.co.uk)

Tipe warehouse sebagai pusat sortir biasanya digunakan oleh perusahaan pengiriman surat, paket/parsel ataupun perusahaan penyedia palet. Barang akan dikumpulkan, kemudian dikirim ke pusat sortir/hub. Kemudian dilakukan proses sortir misalnya berdasarkan kode pos. Kegiatan tipe warehouse sebagai pusat sortir ini semakin meningkat akhir-akhir ini, seiring dengan perkembangan bisnis e-commerce. Di Indonesia, pusat sortir seperti ini banyak dilakukan oleh perusahaan kurir seperti PT. Pos Indonesia, JNE, atau Tiki.

8. Tipe Warehouse Sebagai Fulfillment Center

Warehouse Fulfillment (gambar: ecommercefulfilment.com)

Pertumbuhan bisnis e-commerce pada akhir-akhir ini ikut meningkatkan tipe warehouse yang digolongkan sebagai fulfillment center. Warehouse tipe ini dirancang untuk dapat mengelola pesanan dengan jumlah yang sedikit, namun diorder secara masif. Beberapa fulfillment center juga berfungsi sebagai pusat pengembalian barang. Di Indonesia, fulfillment center juga semakin masif, seperti yang dilakukan oleh Sirclo, Lodi, atau Shipper.

9. Tipe Warehouse Sebagai Tempat Penyimpanan Milik Sektor Publik / Pemerintah

Warehouse Pemerintah (gambar: googleusercontent.com)

Tipe warehouse lainnya selain yang sudah disebutkan sebelumnya adalah warehouse non-komersial seperti warehouse yang mengelola barang milik pemerintah. Seperti misalnya warehouse yang digunakan untuk menyimpan persediaan dalam menghadapi bencana alam.

Contoh warehouse lainnya pada tipe ini adalah warehouse yang digunakan untuk menyimpan persediaan bagi pemerintah, ataupun sekolah. Persediaan yang disimpan seperti alat tulis, seragam, furnitur, perangkat keras, komputer dan lainnya. Warehouse ini bisa dikelola sendiri oleh pemerintah ataupun dikelola oleh pihak lain seperti oleh penyedia jasa logistik (3PL – Third Party Logistics). Warehouse tipe ini di Indonesia contohnya seperti warehouse tempat penyimpanan beras yang dikelola oleh BULOG (Badan Urusan Logistik) ataupun warehouse yang dikelola oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

Lokasi Dari Berbagai Tipe Warehouse Tersebut

Kita sudah membahas kesembilan tipe warehouse yang ada. Menariknya adalah, bisa saja setiap tipe warehouse berdiri atau berada pada lokasi yang terpisah, namun dapat ditemui juga dalam satu lokasi yang sama terdapat berbagai tipe warehouse tersebut.

Penutup

Dengan mengetahui berbagai tipe warehouse berdasarkan karakteristik penyimpanannya ini, akan menjadi bahan pada pembahasan selanjutnya tentang pengelolaan warehouse atau yang dikenal dengan warehouse management.

Referensi[+]

Referensi
1 Bowersox, Donald J., Closs, David J., Bowersox, John C., Cooper, M, B. (2013). Supply Chain Logistics Management(4th Ed.). McGraw-Hill
2, 3 Richard, Gweyne. (2018). Warehouse Management. A Complete Guide to Improving Efficiency and Minimizing Costs in the Modern Warehouse (3rd Edition)
4 learn.marsdd.com
5 www.sierracoating.com
6 indomaret.co.id
7 https://en.wikipedia.org/wiki/Transshipment
8 mmh.com
Exit mobile version