Tipe Warehouse Berdasarkan Kepemilikan
Dalam tulisan ini, saya akan menguraikan mengenai warehouse berdasarkan kepemilikan. Sebelumnya saya telah menuliskan tentang beberapa tipe warehouse berdasarkan karakteristik penyimpanannya. Beberapa contoh tipe warehouse yang disampaikan sebelumnya seperti warehouse untuk konsolidasi, break-bulk, cross-docking dan sebagainya.
Tipe Warehouse Berdasarkan Kepemilikan
Sebuah warehouse dapat dimiliki oleh sebuah perusahaan untuk dipergunakan sendiri, ataupun dimiliki oleh suatu perusahaan dan dapat dipergunakan secara bersama-sama dengan biaya tertentu. Selain itu, ada juga warehouse yang dapat digunakan oleh pihak ketiga. Model kepemilikan warehouse ini sangat bergantung dengan segala hal yang dibutuhkan. Masing-masing menawarkan kelebihan dan kekurangan. Mari kita ulas satu persatu:
1. Warehouse Pribadi / Private Warehouse
Tipe warehouse berdasarkan kepemilikan yang pertama dibahas adalah warehouse milik pribadi atau private warehouse. Di dalam kamus APICS dijelaskan bahwa pengertian private warehouse adalah warehouse yang dimiliki oleh perusahaan[1]The APICS Dictionary, 16h edition. Sebuah perusahaan memiliki properti, infrastruktur dan peralatan, serta menggunakan warehouse untuk menyimpan dan menangani produknya sendiri.
Keuntungan Memiliki Warehouse Pribadi
Keuntungan memiliki fasilitas warehouse sendiri menawarkan banyak keuntungan, antara lain:
- Perusahaan dapat memiliki kendali penuh terhadap operasional yang ada di warehouse. Perusahaan dapat menerapkan prosesnya sendiri untuk dapat mengelola warehouse misalnya mengatur komunikasi, meningkatkan efisiensi, mengelola layanan pelanggan, dan mengendalikan risiko.
- Memiliki warehouse sendiri dapat memiliki keuntungan secara ekonomi, termasuk biaya amortisasi [2]ortax.org, apresiasi nilai properti [3]pluang.com dan pengurangan pajak.
- Warehouse merupakan aset yang fleksibel. Dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Misalnya untuk kegiatan produksi atau kantor. Sementara jika ada ruang yang tidak terpakai dapat disewakan ke bisnis lain.
Kerugian Memiliki Warehouse Pribadi
Kerugian dari memiliki warehouse pribadi antara lain:
- Modal yang dipergunakan untuk membeli aset warehouse dapat dipergunakan untuk peluang lain yang lebih strategis. Misalnya saja sebuah bisnis furnitur yang sedang berkembang akan lebih murah untuk menyewa sebuah warehouse daripada membangun dan mengoperasikan warehouse pribadi. Pemilik bisnis furnitur tersebut dapat menggunakan modalnya untuk mengembangkan desain dan model furnitur yang baru.
- Dalam beberapa hal, kita akan temukan warehouse menjadi aset yang tidak fleksibel. Misalnya untuk warehouse yang sudah tua, mungkin sudah tidak dapat mengakomodasi peralatan warehouse terbaru yang serba otomatis. Contoh lain misalnya jika warehouse yang sudah tua memiliki langit-langit yang rendah mempunyai kelemahan ketika akan menyimpan barang dengan menumpuknya secara vertikal. Penambahan kontrol suhu dan kelembapan pada bangunan yang sudah tua mungkin akan menimbulkan biaya yang sangat mahal.
- Warehouse pribadi dapat membuat bisnis menjadi kurang kompetitif, karena harus mengakomodasi biaya yang berkaitan dengan pembelian peralatan, tenaga kerja, asuransi dan sebagainya.
- Warehouse pribadi harus menghadapi risiko yang terjadi seperti kebakaran, pencurian atau terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
2. Warehouse Umum / Public Warehouse
Kamus APICS menjelaskan bahwa warehouse umum adalah ruang warehouse yang disewakan untuk umum, yang menyediakan berbagai layanan dengan biaya tertentu dan berdasarkan kontrak tertentu. Layanan ini dapat mencakup pemeriksaan produk, ataupun proses pengemasan ulang. Lokasi dari warehouse umum biasanya berada di dekat jalan utama, stasiun, bandara atau pelabuhan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memfasilitasi proses penerimaan dan pengiriman produk dengan cepat. [4]The APICS Dictionary, 16h edition.
Warehouse umum ini dimiliki pihak ketiga yang menyewakan ruang warehouse kepada beberapa penyewa dalam jangka pendek (misalnya bulanan). Secara fisik, beberapa warehouse umum memberikan pemisah berupa partisi fisik ataupun melakukan penempatan lokasi yang didukung dengan perangkat lunak. Hal ini untuk memastikan inventori milik pelanggan mereka tidak tercampur.
Selain menyewakan ruang, warehouse umum dapat menyediakan berbagai layanan tambahan seperti pengelolaan reverse-logistics ataupun proses pengemasan ulang untuk produk ritel.
Keuntungan Menggunakan Warehouse Umum
Keuntungan menggunakan warehouse umum adalah dapat menurunkan biaya serta dapat meningkatkan fleksibilitas. Misalnya ada suatu distributor sedang mencoba untuk menguji produk di suatu wilayah pasat yang baru, dapat memilih untuk menyimpan sementara di warehouse umum hingga hasil dari usaha baru ini jelas.
Kerugian Menggunakan Warehouse Umum
Namun ada juga sisi kerugian jika menggunakan warehouse umum, yaitu tidak adanya kontrol serta predikbilitas seperti jika menggunakan warehouse pribadi. Tidak ada jaminan jika suatu saat ada kebutuhan untuk ruang warehouse tersebut dapat dipenuhi.
3. Warehouse Kontrak
Warehouse kontrak dikenal juga sebagai warehouse pihak ketiga yang hanya disewakan kepada satu klien saja. Umumnya digunakan dengan masa sewa yang lebih lama jika dibandingkan dengan gudang umum. Layanan yang diberikan juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien. Antara pengelola warehouse dan klien dapat berbagi biaya dan risiko.
Saat ini, perkembangan strategi bisnis telah mengarah pada fokus untuk mengembangkan kompetensi inti. Murphy dan Knemeyer melihat bahwa warehouse kontrak sangat cocok dengan tren ini. Warehouse kontrak dapat mengembangkan kapabilitas dan layanan yang unik, sementara klien dapat memfokuskan pada pengembangan kompetensi inti mereka.
Pertimbangan Memiliki Warehouse Sendiri Atau Tidak
Keputusan untuk memiliki dan mengoperasikan warehouse sendiri atau menyewa sebuah warehouse dapat dilakukan dengan dengan berdasarkan pada biaya tetap untuk warehouse, biaya variabel serta throughputnya. Dengan peningkatan volume produksi, maka memiliki warehouse pribadi akan menjadi solusi yang lebih ekonomis daripada menyewa sebuah warehouse. Pada keputusan ini, kita dapat menggunakan teknik cost-volume analysis [5]en.wikipedia.org untuk membantu mengambil keputusan. Penjelasanya secara visual dapat dilihat dari gambar berikut ini.
Selain itu, panduan berikut ini yang dikutip dari Managing Supply Chain, Coyle et al berikut ini juga bisa menjadi pertimbangan untuk memilih warehouse pribadi atau warehouse umum/kontrak. Ada 7 faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, antara lain:
- Throughput
- Karakteristik Permintaan
- Kerapatan Pasar
- Kebutuhan untuk dapat mengontrol fisik warehouse
- Kebutuhan keamanan
- Kebutuhan untuk adanya pelayanan terhadap pelanggan.
- Kemampuan untuk memenuhi banyak kegunaan.
Detail tabel sebagai panduan pemilihan kepemilikan warehouse dapat dilihat sebagi berikut:
Logistics Enthusiast
arthanugraha.com.
[email protected]
Referensi
↑1, ↑4 | The APICS Dictionary, 16h edition |
---|---|
↑2 | ortax.org |
↑3 | pluang.com |
↑5 | en.wikipedia.org |
↑6 | Center For Supply CHain Research, Penn University |
↑7 | Brian J. Gibson, PhD., Cited in Managing Supply Chains |